PAGI YANG INDAH

 

PAGI YANG INDAH

OLEH NUR AISAH

 

Di minggu  pagi  ini , saya awali dengan aktifitas ringan seperti  bersih2 rumah, menyapu ,dan kegiatan lainnya. Jam 06.30 WIB saya ada janji dengan ibuku untuk takziyah ke kampung halaman  yang jaraknya 5 km dari kediaman saya saat ini.Ada 2 orang tetangga yang meninggal dalam waktu yang nyaris bersamaan.Salah satunya adalah famili jauh.

Saya berangkat  sendiri mengendarai  motor kesayangan. Ibuku sudah menunggu di sana. Setelah berpamitan pada suami, dengan helm yang melekat di kepala, saya tancap gas dan langsung menyusuri  jalan  dengan kecepatan normal. Ketika sampai di makam Syaikhona kholil yang terkenal seluruh nusantara karena kewaliannya itu, sengaja saya pelankan laju motor.Karena disana banyak lalu lalang orang yang berziarah.Ternyata, walaupun situasi pandemi seperti  ini, hasrat orang untuk  berdoa di sanding makamnya tidak terkurangi.Bis2 dari daerah lain banyak bertengger di parkir depan makam.

Di sepanjang  jalan itu, Ada banyak rombongan sepeda goes yang memadati .Mereka beriringan. Saya coba mendahului dengan perlahan.Memang, jalur itu cukup menjadi daya pikat tersendiri  bagi kebanyakan orang  jika akhir pekan tiba.Ada yang bersama keluarga, rekan kerja , teman sekolah bahkan rekan bisnis.

Susana jalan yang tidak begitu ramai , ditambah dengan indahnya lautan yang membentang disisi jalan, membuat nikmatnya suasana dipagi hari.Bahkan ada yang asyik memancing dari atas  jembatan yang membentang di antara 2 desa itu. Indah sekali.Mereka biasanya berkumpul disana , duduk  di warung atau di pinggir pantai menikmati sejuknya pagi.

Ada juga rombongan sepeda goes yang terus melaju   ke tempat yang lebih jauh lagi.Biasanya mereka  menuju mercusuar  peninggalan belanda.Pemandangan disana juga cukup bagus. Bangunan tinggi menjulang itu, berada di tepi laut. Dibawahnya dikelilingi rumput hijau  yang menghampar. Disebelahnya ada tempat duduk dari batu besar yang biasa digunakan orang untuk melepas penat.Halamannya cukup luas membuat pengunjung betah berlama2 disana.

Motor saya berhenti ketika sampai di sebuah pasar tradisional.Beberapa menit sebelum saya berangkat, ibuku menghubungiku supaya menunggu di sana.Saya lihat mereka jarang sekali memakai masker sebagai wujud menjaga protokol  kesehatan. Bisa dihitung dengan jari mereka yang memakainya.Entahlah apa mereka sudah yakin kondisinya aman2 saja, atau mereka cuek dengan semua itu.

Akivitas dipasar itu cukup ramai.Saya pandangi lalu lalang orang disana.Saya mencoba masuk kedalam dan membeli jajanan tradisinal.Ada martabak bihun, bubur mutiara,getok,serabi dan masih banyak yang lain. Jajanan  itu melegenda , ada sejak masa kecil saya dahulu.Saya berdiri sambil menunggu antrian.Saya lihat ibuku juga ada di sela2 keramaian itu. Sebentar kemudian jajanan pesananku selesai dan kamipun keluar dari pasar langsung menuju kediaman orang yang meninggal untuk takziyah. Sebentar kemudian kamipun langsung berpamitan pulang.

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BERBAGI MELALUI TULISAN

PEMICU DALAM MENULIS

2 JAM BERSAMA BU NORA (KIAT PRODUKTIF MENULIS)